Translate to your language

Thursday, January 25, 2018

TENTANG PUISI



Di zaman sekarang, puisi menjadi barang antik. Tidak semua orang suka puisi, padahal secara sengaja atau tidak sengaja, hidup mereka tidak terlepas dari puisi. Sebagaimana barang antik, puisi sangat mahal. Puisi juga adalah prasasti perjuangan. Ada yang perlu diingat dan dicatat, senjata bangsa Indonesia bukan hanya bambu runcing, puisi juga adalah senjata pemberontakan di masa penjajahan atau pasca kemerdekaan. Banyak ketidakadilan yang diperjuangan dengan puisi.
                Rendra, salah seorang sastrawan terkenal, dikecam karena sajak-sajak pembangunannya yang mengkritik pemerintah. Wiji Tukul, sastrawan pemberani yang meneriakan suara rakyat di telinga pemerintah lewat puisi-puisinya. Taufik Ismail, sastrawan yang lemah lembut bicara lewat puisi dari hati ke hati. Chairil Anwar, pejuang tangguh yang menyuarakan ketidakadilan dalam masyarakat. Dan masih banyak lagi tokoh sastrawan lainnya yang berpengaruh terhadap kehidupan bangsa.
                Puisi itu satu wajah dalam beribu rupa, maksudnya adalah puisi itu multitafsir. Orang bebas menafsirkan puisi sesuai pemahamannya. Aku heran, di zaman sekarang orang masih beranggapan bahwa mereka tidak bisa atau sulit menulis puisi. Padahal, zaman sekarang itu sudah memasuki era puisi bebas. Salah seorang pencetusnya adalah Chairil Anwar, puisi bebas ditulis dalam beberapa bait, atau dalam beberapa kalimat saja, yang terpenting pesannya sampai pada pembaca. Dulu, pujangga lama memang sangat terkurung pada aturan, mungkin hal ini bertujuan pada bentuk keindahan yang dipertahankan. Dan sekarang, lebih mengutamakan pesan yang disampaikan.
                Puisi juga adalah bentuk ibadah kepada Tuhan. Seperti KH. Mustofa Bisri, Emha Ainun Najib, Rumi, Abdul Hadi WM, dan beberapa penyair lainnya—mereka bershalawat dan solat dalam puisi. Dengan puisi juga, orang bisa berbakti pada orangtua, seperti ‘Ibu’ karya D. Zamawi Imron. Atau bila melihat fungsi puisi di zaman sekarang sebagai bunga asmara, maka bacalah puisi Sapardi Djoko Damono yang sangat romantis. Jadi puisi itu cara terbaik untuk hidup, kalau kata puisi Taufik Ismail itu ,‘Dengan puisi aku bernyanyi, sampai senja umurku nanti.’


Cianjur, 2018

              Bak sastra puisi ini bisa digunakan untuk mandi, mandinya mandi puisi. Orang bisa membaca beberapa puisiku di link ini (Puisi-Puisi MR.Maskuratau puisi beberapa sastrawan terkenal yang telah kukumpulan :

0 komentar:

Post a Comment